Minggu, 01 Desember 2013

secangkir kopi senja




Aku yang membawa mu masuk , 
Mengajak mu ber jalan meski sedikit tertatih,
Menelusuri sudut demi sudut yang aku sendiri nyaris tidak pernah tau keberadaannya.

Aku yang membawa mu masuk..
Bersama secangkir kopi senja ku..
Diiringi gamelan dari kepulan Asap yang menjilati semua kelelahan dari hari yang tidak bersahabat..

Aku tidak pernah tau , ternyata aku punya sudut yang sangat kuat..
Juga pertahanan yang nyatanya tidak sekokoh yang aku tau..
ampas kopi senja itu seperti jelaga..
Mengikat langkah ku..

Aneh, aku tidak pernah tau kenapa aku bisa melupakan siapa aku
Jika karena asa... Itu asa terbodoh yang pernah aku punya..
Aku rindu setangkai lily hutan..
Dengan semua keangkuhan , kekuatan dan keanggunannya..

Aku merindukan duri mawar yang tanpa sengaja tumbuh di antara kelopak lily hutan..
Tidak tampak tapi cukup mampu melukai..
Seperti benteng yang sengaja di bangun untuk pertahanan..

Lily.. Kembali
Bawa kan aku semangat mu, ketegaranmu..
Lily... Peluk aku
Biarkan aku sembunyi di dasar kelopak mu ...
Untuk kekuatan dan kedamaian..
Untuk harapan dan mimpi..
Di sana tempat aku mampu melepas penat ku..
Lily kembali... 
Aku punya rindu..

Kosong



Entah semua berawal dari mana
Cerita yang tidak pernah menemui kata Tamat
Bongkahan demi bongkahan keangkuhan yang menjelma menjadi batuan cadas keegoisan
Butir demi butiran amarah yang bermuara pada asa yang pupus..

Ada kerinduan pada syair sederhana , 
Bait demi bait yang rasanya seperti butiran es di antara dahaga panjang..
sekedar buang peluh meski selalu rapuh
Tanpa doa tanpa harap

Mimpi sebuah kata lagi yang nyaris tenggelam bersama laju tapal kuda di tengah pacuan.. 
Di gerus oleh kenyataan yang tidak berlihak pada harapan

Sudah..
Biarkan kaki mu terus menapak, melewati gorong demi gorong kosong tanpa penghuni ,
Jangan susah payah tunjukan arah , dia akan tau kemana harus melangkah..

Seperti kapal yang akhirnya Karam dan menyerah pada lubang menganga di tepian kemudi , 

Pasrah saja akan cerita yang di bawa ombak ,
Untuk Menepis semua onak dan menghibur semua yang sudah rusak..
Menyerah di antara jejeran pesisir yang manis

Selamat jalan pinta,
Sampai jumpa punya,
Desingan asap yang mengepal tak mengenal bijak..
Berjalanlah dengan bombingan jejak..

Aku masih menunggu di sana