Sabtu, 12 April 2014

Let's we dance

Menari di bawah senja ...
Di antara butiran pasir dan deburan ombak , dulu itu adalah mimpi yang teramat mahal... Namun dengan kebesaran tinta hidup yang Tuhan berikan... Semua jadi nyata ..
Senyata awan yang berarak dengan sempurna ..

Ahhh ... 
Langit selalu memberi aku berjuta warna , 
langit selalu membawaku ke banyak cerita ...

Jika ranting kering itu adalah hidup ..
Maka di sanalah makna itu berada..
Lembaran demi lembaran realitas yang tersusun sempurna dalam wadah batang panjang nan tampak rapuh..
Entah mengapa dia begitu sempurna dalam ke kosongan nya ...

Mungkin begitulah kita harus membuat warna pada hidup kita ,
Seberapapun luka yang memenuhi kisi-kisi hati kita..
Kita harus tetap terlihat cantik..
Karena di sanalah foto kita yang sebenar nya ..

Mungkin Begitulah seharus nya kita memaknai luka..
Mengemasnya Dengan sempurna , dan menjadikan kita lebih cantik..
Lebih indah dari yang seharus nya ...

Jika sebuah masa mampu merenggut sedikit makna bahagia yang pernah kita punya ,
Lalu apa salah jika kita memberi makna pada luka itu ??

Lagi lagi sebuah pembelajaran ...
Sebuah arti.. 
Dalam goresan catatan panjang ...

Sebuah catatan dalam buku hidup..

Jangan membuat diri kita rapuh dengan kerapuhan kita..
Karena kita , di lahirkan untuk memberi makna yang berharga ...

*catatan senja dari pantai Jakarta*



1 komentar:

  1. Ranting tua itu hanya bongkahan sejarah masalalu…. Guratan bukti betapa dasyat badai yg menerpa….pekaknya petir gledek bersahutan memanggil….hujan topan yg mendekap erat….keteguhannya telah menyemai bibit baru…menjadikan bibit ranting tua itu menjadi ranting baru yg diberkati Tuhan dg mutasi gen yg mutaakhir…..menjadi ranting baru yg anti badai…berpenangkal petir lagi ber-earplug peredam sapaan sang gledek….ber-raincoat yang hangat saat hujan topan memeluk…
    dan ranting-ranting baru itupun kini telah bersusun dg indahnya…. memanggil elang dan burung-burung laut tuk bertengger sejenak hingga membuat sarang baru…….herannya sudah 6 purnama berlalu…jiwaku masih duduk bersimpuh disudut masjid …..merajut ranting-ranting hatiku yg patah….menunggu seseorang yg kupanggil dlm alunan dzikirku tuk membantuku berdiri,berjalan dan berlari……

    BalasHapus